BANTUL, Pemerintah Malaysia menjalin kerja sama bidang pendidikan agama Islam dengan Pemerintah Indonesia. Malaysia mengadopsi cara membaca Al Quran sistem Iqro, dengan memperbanyak naskah Iqro hasil karya Indonesia. Kerja sama tersebut murni untuk pengembangan Islam, tanpa muatan politik apa pun.
Menteri di Jabatan Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Ahmad Zahid Hamidi, saat meresmikan Pusdiklat Nasional Al Quran, di Desa Tamanan, Banguntapan, Bantul, Rabu (12/11) malam, mengatakan teknik membaca Al Quran dengan sistem Iqro lebih mudah dipahami sehingga sangat cocok diterapkan untuk anak-anak SD dan SMP.
"Karena dianggap bagus, maka kami memperbanyak naskah Iqro hasil karya Indonesia. Perusahaan yang memperbanyak berkewajiban membayar royalti. Salah satu hasil dari royalti adalah gedung pusdiklat ini," kata Ahmad.
Tidak hanya pada teknik membaca Al Quran, kerja sama juga diperluas pada pengembangan agama Islam secara umum.
"Banyak guru-guru kami yang dikirim ke sini untuk mempelajari dan membandingkan kurikulum pendidikan Agama Islam, khususnya untuk tingkat sekolah dasar (SD)," tutur Ahmad.
Ahmad menambahkan lewat kerja sama tersebut diharapkan diperoleh pemahaman yang sama terkait dengan Islam lewat pendidikan. Salah satunya menyangkut citra Islam yang sebenarnya cinta dengan perdamaian. Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan.
"Tujuan kerja sama ini salah satunya juga untuk membangun perspektif soal perdamaian, ucapnya.
Semua jenjang Menurut Dirjen Pendidikan Agama Islam Muhamad Ali, yang juga hadir dalam acara tersebut menyatakan, bahwa di Indonesia pendidikan agama Islam sudah diajarkan ke semua jenjang dari TK, SD, SMP, dan SMA. Khusus untuk pesantren dan madrasah, kurikulum pendidikan agama Islam sangat mendominasi, dengan komposisi 70 persen.
"Melalui kerja sama ini, Indonesia bisa membandingkan kurikulum di Malaysia dan mengadopsi yang dianggap cocok. Kerja sama ini seharusnya bisa dipertahankan untuk jangka panjang," katanya.
Dalam sambutan yang dibacakan Asisten III Pemprov DIY Sulistyo, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan tentang semangat Islam yang lebih mencintai perdamaian dan menjauhi kekerasan. Ia juga mengajak masyarakat Islam untuk melestarikan Al Quran dengan cara membaca dan mengamalkannya dalam perbuatan sehari-hari. (mar)
Sumber Kompas, Rabu 23 Februari 2011
Menteri di Jabatan Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Ahmad Zahid Hamidi, saat meresmikan Pusdiklat Nasional Al Quran, di Desa Tamanan, Banguntapan, Bantul, Rabu (12/11) malam, mengatakan teknik membaca Al Quran dengan sistem Iqro lebih mudah dipahami sehingga sangat cocok diterapkan untuk anak-anak SD dan SMP.
"Karena dianggap bagus, maka kami memperbanyak naskah Iqro hasil karya Indonesia. Perusahaan yang memperbanyak berkewajiban membayar royalti. Salah satu hasil dari royalti adalah gedung pusdiklat ini," kata Ahmad.
Tidak hanya pada teknik membaca Al Quran, kerja sama juga diperluas pada pengembangan agama Islam secara umum.
"Banyak guru-guru kami yang dikirim ke sini untuk mempelajari dan membandingkan kurikulum pendidikan Agama Islam, khususnya untuk tingkat sekolah dasar (SD)," tutur Ahmad.
Ahmad menambahkan lewat kerja sama tersebut diharapkan diperoleh pemahaman yang sama terkait dengan Islam lewat pendidikan. Salah satunya menyangkut citra Islam yang sebenarnya cinta dengan perdamaian. Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan.
"Tujuan kerja sama ini salah satunya juga untuk membangun perspektif soal perdamaian, ucapnya.
Semua jenjang Menurut Dirjen Pendidikan Agama Islam Muhamad Ali, yang juga hadir dalam acara tersebut menyatakan, bahwa di Indonesia pendidikan agama Islam sudah diajarkan ke semua jenjang dari TK, SD, SMP, dan SMA. Khusus untuk pesantren dan madrasah, kurikulum pendidikan agama Islam sangat mendominasi, dengan komposisi 70 persen.
"Melalui kerja sama ini, Indonesia bisa membandingkan kurikulum di Malaysia dan mengadopsi yang dianggap cocok. Kerja sama ini seharusnya bisa dipertahankan untuk jangka panjang," katanya.
Dalam sambutan yang dibacakan Asisten III Pemprov DIY Sulistyo, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan tentang semangat Islam yang lebih mencintai perdamaian dan menjauhi kekerasan. Ia juga mengajak masyarakat Islam untuk melestarikan Al Quran dengan cara membaca dan mengamalkannya dalam perbuatan sehari-hari. (mar)
Sumber Kompas, Rabu 23 Februari 2011
0 komentar:
Posting Komentar