RADJIMAN,(GM)- Sekitar 15% atau 58.489 guru di Jawa Barat tidak layak mengajar karena latar belakang pendidikannya di bawah sarjana (S1). Saat ini, jumlah guru di Jabar yang terdaftar di Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar sebanyak 389.921 guru.
"Kalaupun ada yang S1, namun bukan sarjana kependidikan atau non-guru," ungkap Kepala Subdin Bina Program Disdik Jabar, Drs. Asep Hilman, M.Pd. kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (1/12).
Melihat kondisi tersebut, Asep berharap pemerintah pusat meninjau kembali kebijakan menjadikan profesi guru sebagai profesi terbuka. Apalagi profesi terbuka ini diberikan kepada 120.000 sarjana eksakta.
"Saya kira kebijakan tersebut harus ditinjau ulang, karena masih banyak guru yang tidak layak dan kompetensinya harus ditingkatkan sesuai Undang-undang (UU) No. 14/2005," ujarnya.
Dalam UU tersebut, kata Asep, pendidikan akhir seorang guru minimal harus S1, itu pun harus sarjana pendidikan. Namun pada kenyataannya, banyak guru di Jabar yang berasal dari sarjana non-kependidikan, bahkan ada yang belum sarjana.
"Akibatnya, banyak guru di Jabar yang tidak layak mengajar. Namun, kondisi tersebut bukan berarti pendidikan di Jabar terbelakang," ujarnya.
Asep mengusulkan agar pemerintah pusat segera meningkatkan kompetensi guru yang tidak layak menjadi guru yang layak. "Sebenanya banyak program yang bisa digunakan untuk meningkatkatkan kualifikasi guru, jangan seperti program terbuka," ujarnya.
Pasalnya, lanjut Asep, untuk menjadi seorang guru banyak aspek yang harus ditempuh, seperti aspek pedagogi dan psikomotor. Aspek-aspek tersebut tidak bisa begitu saja ditempuh walaupun dengan 40 satuan kredit semester (SKS).
"Khusus aspek pedagogi dan psikomotor tidak mungkin ditempuh dalam waktu singkat. Selain itu, untuk menjadi seorang guru harus memiliki pengalaman dan rasa keinginan untuk mengajar," paparnya.
Data lulusan
Berdasarkan data guru yang diperoleh "GM", guru SD sebanyak 172.707 orang dengan latar belakang pendidikan mulai dari SMA- S1. Dari jumlah itu, 96.086 guru di antaranya dinyatakan tidak layak karena ijazahnya masih setara SMA atau D2. Sedangkan guru madrasah ibtidaiah (MI) sebanyak 20.623 orang, 6.279 di antaranya berijazah D2 dan 266 berijazah D3.
Guru SMP berijazah SMA sampai S1 dan S2 sebanyak 78.582 orang. Sebanyak 47.708 orang di antaranya dari sarjana keguruan (kependidikan), 4.905 S1 non-keguruan, 1.333 S2, dan sekitar 24.636 orang non-S1 (tidak layak).
Guru madrasah tsanawiah (MTs) di Jabar sebanyak 39.614 orang. Dari jumlah itu, 18.161 orang lulusan S1 keguruan, 2.829 lulusan S1 non-keguruan, 1.843 orang lulusan S2, dan 16.787 orang berijazah SMA.
Guru SMA di Jabar sebanyak 35.731 orang, 25.756 orang lulusan S1 keguruan, 2.988 orang lulusan S1 non-keguruan, dan 670 orang lulusan S2. Sisanya 6.317 lulusan non-S1. Kemudian guru MA 15.426 orang. Sebanyak 5.483 orang di antaranya lulusan S1 keguruan, 1.752 orang lulusan S1 non-keguruan, 1.315 orang lulusan S2, dan sisanya 6.876 nonsarjana.
MARHABAN
Minggu, Desember 14, 2008
58.489 Guru Jabar Tak Layak Mengajar
18.36
MGMP PAI KAB BEKASI
No comments
0 komentar:
Posting Komentar